Senin, 14 September 2015
Kemenag Tetapkan Idul Adha Jatuh pada 24 September 2015
Sidang isbat yang digelar Kementerian Agama pada Minggu (13/9/2014) malam menetapkan bahwa awal Dzulhijah 1436 Hijriah pada Selasa (15/9) lusa. Hal tersebut disampaikan oleh Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Machasin saat jumpa pers di Gedung Kementerian Agama, Jakarta Pusat.
"Tidak ada satu pun yang bilang hilal bisa dilihat, dari Papua hingga Aceh. Tahun ini kita menetapkan 1 Dzulhijjah jatuh pada Selasa,15 September 2015," ujar Machasin di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Minggu malam.
Dengan demikian, pemerintah memutuskan bahwa 10 Dzulhijjah 1436 H atau Hari Raya Idul Adha jatuh pada Kamis (24/9).
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin tidak hadir dalam konferensi pers tersebut. Menurut Machasin, Lukman sedang berada di Arab Saudi memantau korban jatuhnya crane di Masjidil Haram.
Selain pemerintah, Muhammadiyah telah memutuskan 1 Dzulhijjah 1436 H jatuh pada Senin (14/9/2015) karena hilal telah nampak berada di atas garis horizon. Pemerintah belum dapat menentukan adanya pergantian bulan jika posisi hilal belum berada di atas 2 derajat.
Seputar Pengertian Idul Adha
Seputar Pengertian Idul Adha (hari raya Kurban) merupakan hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijah tahun Hijriyah. Seluruh umat Islam mengagungkan nama kebesaran Allah, takbir selama empat hari berturut-turut. Idul Adha selalu memberikan makna bagi setiap umat Islam. Bahkan dalam batas-batas tertentu memiliki makna juga bagi umat lain, karena Idul Adha memiliki misi kemanusiaan yang bersifat universal.
Idul Adha adalah sebuah hari raya Islam. Pada hari ini diperingati peristiwa kurban, yaitu ketika Nabi Ibrahim (Abraham), yang bersedia untuk mengorbankan putranya Ismail untuk Allah, akan mengorbankan putranya Ismail, kemudian digantikan oleh-Nya dengan domba.
Pada hari raya ini, umat Islam berkumpul pada pagi hari dan melakukan salat Ied bersama-sama di tanah lapang, seperti ketika merayakan Idul Fitri. Setelah salat, dilakukan penyembelihan hewan kurban, untuk memperingati perintah Allah kepada Nabi Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti putranya.
Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 bulan Dzulhijjah, hari ini jatuh persis 70 hari setelah perayaan Idul Fitri. Hari ini juga beserta hari-hari Tasyrik diharamkan puasa bagi umat Islam.
Pada hari raya idula adha, kaum muslimin selain dianjurkan melakukan shalat sunnah dua rekaat, juga dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban bagi yang mampu. Anjuran berkurban ini bermula dari kisah penyembelihan Nabi Ibrahim kepada putra terkasihnya yakni Nabi Ismail.
Peristiwa ini memberikan kesan yang mendalam bagi kita. Betapa tidak. Nabi Ibrahim yang telah menunggu kehadiran buah hati selama bertahun-tahun ternyata diuji Tuhan untuk menyembelih putranya sendiri. Nabi Ibrahim dituntut untuk memilih antara melaksanakan perintah Tuhan atau mempertahankan buah hati dengan konsekuensi tidak mengindahkan perintahNya. Sebuah pilihan yang cukup dilematis. Namun karena didasari ketakwaan yang kuat, perintah Tuhanpun dilaksanakan. Dan pada akhirnya, Nabi Ismail tidak jadi disembelih dengan digantikan seekor domba. al Quran surat al Shaffat ayat 102-109.
![]() |
Seputar Pengertian Idul Adha |
Idul Adha adalah sebuah hari raya Islam. Pada hari ini diperingati peristiwa kurban, yaitu ketika Nabi Ibrahim (Abraham), yang bersedia untuk mengorbankan putranya Ismail untuk Allah, akan mengorbankan putranya Ismail, kemudian digantikan oleh-Nya dengan domba.
Pada hari raya ini, umat Islam berkumpul pada pagi hari dan melakukan salat Ied bersama-sama di tanah lapang, seperti ketika merayakan Idul Fitri. Setelah salat, dilakukan penyembelihan hewan kurban, untuk memperingati perintah Allah kepada Nabi Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti putranya.
Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 bulan Dzulhijjah, hari ini jatuh persis 70 hari setelah perayaan Idul Fitri. Hari ini juga beserta hari-hari Tasyrik diharamkan puasa bagi umat Islam.
Pada hari raya idula adha, kaum muslimin selain dianjurkan melakukan shalat sunnah dua rekaat, juga dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban bagi yang mampu. Anjuran berkurban ini bermula dari kisah penyembelihan Nabi Ibrahim kepada putra terkasihnya yakni Nabi Ismail.
Peristiwa ini memberikan kesan yang mendalam bagi kita. Betapa tidak. Nabi Ibrahim yang telah menunggu kehadiran buah hati selama bertahun-tahun ternyata diuji Tuhan untuk menyembelih putranya sendiri. Nabi Ibrahim dituntut untuk memilih antara melaksanakan perintah Tuhan atau mempertahankan buah hati dengan konsekuensi tidak mengindahkan perintahNya. Sebuah pilihan yang cukup dilematis. Namun karena didasari ketakwaan yang kuat, perintah Tuhanpun dilaksanakan. Dan pada akhirnya, Nabi Ismail tidak jadi disembelih dengan digantikan seekor domba. al Quran surat al Shaffat ayat 102-109.
Hal Penting Tentang Idul Adha
- Melaksanakan ibadah haji. Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh ummat Islam yang mampu (istathoah), menguasai pengetahuan ibadah haji dan mampu mengamalkannya, mampu membiayai segala rangkaian ibadah haji ke Baitullah, mamiliki kesehatan fisik dan psikis untuk menunaikan segala rukun dan sunnah haji ke Baitullah, dan merasa aman dalam proses perjalanan haji. anda dapat membaca seputar pengertian ibadah haji.
- Berqurban merupakan ibadah yang dianjurkan kepada ummat Islam untuk melakukannya, karena ibadah qurban tidak hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah swt, rabbil ‘izzati, melainkan mendekatkan diri kita dengan sesama insan, terutama yang seaqidah ketika di Masjidil Haram dan di Arafah ketika wuquf.
- turunnya wahyu Allah swt terakhir untuk Rasulullah saw. Jika Idul Fitri diawali dengan bulan Ramadan suatu waktu yang dipilih oleh Allah swt untuk menurunkan wahyu yang pertama. Maka wahyu yang terakhir diturunkan menjelang puncak Idul Adha, saat haji wada’ Rasulullah saw pada tahun ke 10 H, yang berbunyi: Alyauma akmaltu lakum diinakum, waatmamtu ‘alaikum ni’matii waradliitu lakumul Islaama diinaa.(QS. Al-Ma’idah :3)” Artinya: "Pada hari ini telah aku sempurnakan bagimu agamamu dan telah aku sempurnakan nikmatku atasmu dan Aku rela Islam sebagai agama bagimu." Ayat ini sungguh menggambarkan bahwa keseluruhan ayat Al-Qur’an telah diturunkan kepada Rasulullah saw dan diyakini sudah sempurna, karena itu sudah saatnya beliau dipanggil untuk menghadap-Nya untuk selama-lamanya, ditegaskan pula bahwa Islam sebagai agama yang diridhai-Nya.